BAGAIMANA BEASISWA DI MATA PAJAK?

BAGAIMANA BEASISWA DI MATA PAJAK?

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi setiap individu, kelompok, maupun suatu negara.Pendidikan yang layak akan meningkatkan taraf hidup bagi setiap individu. Begitu pula dalam perusahaan maupun suatu kelompok. Setiap perusahaan pasti ingin pegawainya memiliki kualitas untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.Dengan adanya individu dengan pendidikan yang baik maka sumber daya manusia yang berkualitas akan terbentuk.Bisa kita katakana juga bahwa Pendidikan adalah salah satu modal utama sekaligus investasi bagi suatu negara untuk mencapai kesejahteraan.

Menurut data Badan Pusat Statistika (BPS), Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di Indonesia pada tahun 2020 meningkat 0,57 dari tahun sebelumnya. Angka ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun angkanya masih sangat jauh dari harapan. Sebagai perbandingan, APK Perguruan Tinggi di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 30,28, meningkat 0,09 dari tahun 2018. Data ini menunjukan bahwa lebih dari 50% siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi para siswa putus sekolah yaitu faktor ekonomi.Banyak pelajar yang tidak melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan tidak mampu membayar biaya Pendidikan. Beasiswa merupakan salah satu solusi untuk mendukung masyarakat Indonesia untuk dapat melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tingi.Beasiswa biasanya diberikan kepada pelajar yang berprestasi atau yang terhambat masalah ekonomi. Beasiswa biasanya diberikan dalam bentuk tunjangan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. Penghasilan merupakan salah satu tambahan yang diterima wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi maupun menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Beasiswa juga merupakan tambahan penghasilan yang diterima oleh penerimanya. Lalu bagaimanakan perlakuan pajak bagi penerima beasiswa?

Dikarenakan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan untuk mewujudkan dunia Pendidikan serta penelitian dan pengembangan yang lebih baik. Maka untuk pengoptimalan penggunaan dana beasiswa dalam melaksanakan pendidikan maka pada tanggal 15 juni 2020 ditetapkanlah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 68/PMK.03/2020 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Beasiswa yang Memenuhi Persyaratan Tertentu dan Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan. Pada peraturan tersebut yang dimaksud dengan beasiswa adalah dukungan biaya Pendidikan yang diberikan untuk siswa, mahasiswa, karyawan/pegawai pemberi beasiswa atau pihak lain, untuk mengikuti dan/ atau menyelesaikan pendidikannya berdasarkan pertimbangan utama prestasi, potensi akademik, dan/ atau keterbatasan kemampuan ekonomi. Selain itu, perpajakan terhadap beasiswa juga diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

Biaya beasiswa dapat dikurangi dari penghasilan bruto untuk menghitung penghasilan kena pajak sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Penghasilan berupa beasiswa dari subjek pajak dan/ atau bukan subjek pajak yang memenuhi persyaratan tertentu dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan. Persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud adalah beasiswa yang diterima oleh penerima beasiswa yang merupakan Warga Negara Indonesia. Selain itu, beasiswa yang diterima digunakan untuk mengikuti pendidikan formal dan pendidikan nonformal yang dilaksanakan di dalam negeri dan/ atau di luar negeri. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Komponen beasiswa untuk pendidikan formal dan pendidikan nonformal terdiri atas biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah, lembaga pendidikan atau pelatihan, biaya ujian, biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi yang diambil, biaya buku, biaya transportasi, dan/ atau biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi tempat belajar.

Namun, ada beberapa kondisi yang dikecualikan dari ketentuan ini, antara lain:

  1. Jika wajib pajak badan pemberi beasiswa mempunyai hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan dengan penerima beasiswa.
  2. Jika pemilik, komisaris, direksi, atau pengurus dari wajib pajak badan pemberi beasiswamemiliki hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/ atau ke samping satu derajat dengan pemberi beasiswa.
  3. Jika wajib pajak orang pribadi pemberi beasiswa memiliki hubungan usaha dengan penerima b

Dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan ini diharapkan dapat meringankan para pelajar yang menerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikan dan meningkatkan pendidikan masyarakat di Indonesia.

Created by Fatah Isma
Referensi : https://www.pajak.go.id/id/artikel/beasiswa-di-mata-pajak

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Klik untuk ke WA
Klik untuk ke WhatsApp kami..
MITRAMUDA WA SUPPORT
Dapatkan informasi mengenai promo konsultasi PAJAK dan PENDIRIAN perusahaan melalui chat WhatsApp kami. Pesan WhatsApp akan segera kami balas secepatnya ketika jam kerja.